Tuesday, December 16, 2008

I'm back.....


Wuiihh dah lama banget nggak nulis2 di blog ini. Maklum selepas pindah tugas dari Jogja ke Kampus STAN, kerjaan langsung menghadang! Tanpa ampun, sejak pertama "on" di kampus, berbagai permasalahan dan target-target pekerjaan langsung menghajar diriku hehehe. Sempat terpikir, kok ya nasibku kayak gini terus ya? Selalu menjadi "pemadam kebakaran" atau "tukang cuci piring". Istilah yang biasa dipakai untuk orang-orang yang kerjaan cuma untuk membereskan permasalahan!
Sejak bulan Agustus 2008, kegiatan utama yang menjadi target pekerjaan adalah mengubah wajah atau imej STAN. Kesan yang nampak selama ini, katanya, STAN ternyata kumuh dan jorok...!!! Duh duh kasian banget....! Sebagai mantan mahasiswa, sedih juga ndenger ya dech. Tapi....kenyataannya memang, maaf, kampus ini seperti tidak terurus. Enggak tau dech dulu pengurusnya ngapain aja hehehehe. Target yang saya sebut di atas bukanlah karangan saya. Sebelum menjalankan tugas, Pak Sekretaris BPPK Dodi Iskandar, dah berpesan agar saya bisa mengubah tampilan STAN sesegera mungkin. Hal ini, katanya, dikarenakan seringnya BPPK (sebagai unit eselon I yang membawahi STAN) mendapat sindiran dari Bu Menteri Keuangan tiap kali rapat. Beliau bilang kalo STAN itu kumuh! Kambing aja sampe bisa ikut kuliah...!!! STAN itu cuma menang namanya doank tapi kenyataan fisik kampusnya memprihatinkan..!!
Permintaan mengubah imej STAN juga tentu saja datang dari Pak Direktur STAN Kusmanadji. Beliau yang baru beberapa bulan lalu dilantik sebelum saya tugas di STAN memang memilih saya sebagai partner untuk membenahi kampusnya orang Depkeu. Hmmm...bukan pekerjaan ringan pokoknya.
Di minggu pertama yang saya lakukan adalah melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak (pejabat struktural, pejabat fungsional, staf pelaksana, dan siapa aja yang bisa mbantu) untuk menuntaskan beberapa pekerjaan yang harus segera dilakukan di tahun 2008. Diantara pekerjaan tersebut adalah menyelesaikan berbagai kegiatan pengadaan barang/jasa yang masih tersisa 14 paket pekerjaan yang harus dilelang. Tugas lainnya adalah menata lingkungan dan tampilan luar STAN agar enak dipandang. Untuk hal yang terakhir ini, saya langsung meminta rekanan STAN membabat habis alang-alang dan rumput liar yang tumbuh subur di banyak lahan kosong kampus sebelah utara. Termasuk juga "menggusur" para warga lokal yang melakukan bercocok tanam tanpa izin di lahan tersebut. Pokoknya, saya cuma minta agar tembok-tembok pembatas yang tadinya tertutup rimbunnya pepohonan liar menjadi terlihat dari kejauhan.
Pekerjaan lain yang kemudian kami lakukan adalah membuat beberapa taman di lahan-lahan nganggur di sekitar gedung kantor dan gedung kuliah. Dan perlahan tapi pasti, setelah beberapa bulan kemudian tampilan kampus sudah mulai enak dipandang. Banyak orang yang memberikan apresiasi atas prestasi ini. Tapi tidak sedikit juga yang mengecam dan mengkritik kenapa kami tidak lebih memprioritaskan perbaikan toilet dan ruang-ruang kelas..?! Dalam beberapa kesempatan saya menjelaskan tentang hal ini kepada berbagai pihak bahwa semua kondisi yang ada di kampus telah kami petakan sedemikian rupa. Kalaupun kami melakukannya secara bertahap, itu lebih disebabkan oleh kondisi dana APBN yang memang terbatas. Oleh karena itu, dalam keterbatasan dana kami harus pandai menentukan skala prioritas kegiatan dan memutuskan mana kegiatan yang paling urgen untuk dilakukan.
Saya selalu mengibaratkan mereka yang hanya mampu mengkritik bak pengamat sepakbola profesional yang sangat pandai mengomentari setiap jalannya pertandingan tapi tidak mampu melakukan banyak hal bila ia diposisikan sebagai pemain..!!! Hehehe mengkritik memang lebih mudah kok daripada melakukan sesuatu.
Meski menuai banyak komentar negatif, saya dan tim tetap melakukan banyak kegiatan yang mengutamakan organisasi. Target kami cuma satu, mengembalikan imej STAN sebagaimana ketenaran namanya dikancah nasional dan internasional (caile....). Setelah itu, niatku adalah.....lengser ke prabon. Istirahat men..............karena otak dan tenaga ini dah jenuh. Semoga aku bisa cepet menjadi widyaiswara seperti teman-teman ku lainnya.........

Thursday, August 14, 2008

Cuapek tapi suenenngg


Wuiiih capek banget hari ini. Meskipun begitu hati terasa lega alias plong saat Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY meninggalkan tempat acara. Hari ini gw dan temen2 di Balai Diklat Keuangan III Yogyakarta melaksanakan kegiatan yang lumayan besar untuk ukuran kami. Sejak beberapa bulan yang lalu kami diminta oleh Pusdiklat Keuangan Umum BPPK untuk menyelenggarakan Sosialisasi tentang Pasar Modal di Yogyakarta. Tapi kepastian acara tersebut dan segala persiapannya baru kami lakukan 2 minggu yang lalu.
Awalnya kami mengira acara tersebut acara yang biasa2 saja. Namun setelah kami diminta untuk menghadirkan peserta yang berasal dari pejabat2 di lingkungan Pemda dan Departemen Keuangan di wilayah DIY dan sekitarnya, rasa was-was kami pun muncul. Untuk mengundang pejabat Depkeu tidak menjadi kendala bagi kami. Tapi untuk mendatangkan pejabat teras Pemda? Hmm bukan pekerjaan sederhana bagi kami.
Proses penyiapan acara menjadi semakin menegangkan ketika kami mendapat tawaran dari Kepala Kanwil XIV Ditjen Perbendaharaan DIY yang juga Kepala Perwakilan Depkeu DIY, Bapak Minto Widodo untuk bisa mendatangkan Sultan Hamengku Buwono X pada acara tersebut. Meskipun gw tahu bahwa Pak Minto memiliki kedekatan dengan Sultan namun gw sempat berpikir apa iya Sultan harus hadir di acara itu? Meskipun dalam hati kecil terbesit juga rasa senang atas tawaran beliau karena ini adalah moment langka bagi gw.
Setelah melalui berbagai proses yang cukup membuat nafas tertahan, pada hari Senin, 11 Agustus 2008 pagi, gw dapat kepastian dari Pak Minto tentang kehadiran Sultan pada acara tersebut. Wuuuahh rasanya senang banget. Bukan apa2, bagi gw untuk bisa mendatangkan Sultan yang notabene adalah "Raja" adalah perkara yang tidak mudah. Segera saja, informasi tersebut gw sampaikan ke Jakarta dan juga teman2 di Balai Diklat.
Jujur saja, situasi yang paling menegangkan yang gw rasanya adalah saat kedatangan Sultan ke acara tersebut dan selama Sultan masih berada di ruangan acara. Bagi sebagian orang mungkin ini hal yang biasa tapi bagi gw...hhmm moment luar biasa.
Atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini, gw berterima kasih banget kepada Pak Minto, Pak Djangkung (Kepala Kanwil Pajak yang memberikan full support), dan tentu saja kepada temen2 Balai Diklat yang dah full comitment dan all out membantu kelancaran acara itu. Gw nggak akan pernah lupakan budi kalian guys.........

Saturday, August 09, 2008

Pindah lagee


Dah (atau baru kali ya?) aku tugas di kota indah kota budaya: Yogyakarta yang biasa disebut dengan Jogja. Kantorku sich nggak berada di kota Jogja. Ia ada dipinggiran kota Jogja dan lebih mendekati ke arah Prambanan. Lokasi tepatnya di Jalan Solo KM.11 Yogyakarta. Tapi itupun bukan di tepi jalan provinsi. Kantorku masih harus masuk lagi ke dalam ke jalan desa sejauh kurang lebih 300 meteran. Untuk lebih memudahkan menyebut letak kantorku, sering kami menyebutkan kantor atau gedung terdekat yang lebih populer, seperti: Gudang Bulog dan Ukrim. Ya karena kantorku tidak jauh dari kedua kantor atau gedung tadi.
Kalau menyebut nama kantor tempatku bertugas, yaitu Balai Diklat Keuangan III Yogyakarta, nggak akan banyak orang yang tau. Kecuali orang-orang yang memang pernah memiliki interaksi dengan kantor kami tersebut. Tidak jarang orang lebih mengenal dengan sebutan kantor STAN daripada Balai Diklat Keuangan. Hal ini kadang membuat sedih juga lho hehehe. Gimana nggak, kantor itu adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)-nya Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Departemen Keuangan. Rasanya kecuali orang Depkeu jarang sekali orang mengenal unit BPPK dech. Tiap kali disebut Depkeu konotasi orang langsung melalang ke instansi Pajak atau Bea dan Cukai. Padahal banyak sekali unit-unit di bawah naungan Departemen Keuangan. (Udah ach cape cerita tentang kantornya...hehehe)

Btw, nggak terasa setahun sudah aku berada di kantor tersebut. Saat menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di bulan Agustus 2007, ada perasaan berat untuk memulai tugas baruku sebagai kepala kantor. Sungguh, aku nggak berminat untuk menduduki jabatan itu meskipun jabatan itu kuperoleh melalui sistem assessment yang telah diterapkan di instansiku. Hingga saat ini pun kurasakan kejenuhan bekerja di level struktural meskipun kuakui pula bahwa di level ini tantangan demi tantangan senantiasa menarik untuk dilalui. Entah apa yang ada dalam benakku. Yang kutahu aku hanya ingin "beristirahat" dari kegiatan yang penuh dengan risiko pekerjaan. Hal inilah yang menjadikan sebagian orang menilaiku seolah ingin lari atau menghindar dari tanggung jawab. Persetan dengan pendapat itu hehehe.
Namun jujur saja, setelah kujalani pekerjaanku dengan segala persoalan internal organisasi yang ada, aku seolah mulai menemukan ritme bekerjaku lagi. Ada keinginan luar biasa untuk bisa menjadikan kantorku ini menjadi kantor yang patut diperhitungkan oleh siapapun di lingkungan instansi eselon 1 kami. Kulakukan ini karena imej yang berkembang tentang kantor tersebut selama ini nggak terlalu sedap untuk didengar. Perubahan demi perubahan kulakukan sebisaku dengan mengajak sebanyak mungkin teman-teman kantor untuk terlibat dalam setiap aktivitas.
Sayangnya, saat ritme kerja mulai dapat kurasakan nikmat, aku harus meninggalkan tugasku di sini........... :-(
Sebagai seorang pegawai aku jelas nggak mampu berbuat apa-apa. Aku selalu ingat pesan atasanku dulu ketika aku masih seorang pelaksana, "Wat selama kamu masih seorang pegawai pada sebuah organisasi maka selama itu pula kamu nggak akan bisa memilih atasan, bawahan, dan rekan kerja termasuk juga tempat bekerja..!"
Yeap, kusadari hal itu. Makanya saat aku diberitahu harus pindah tugas hanya kepasrahan yang ada dalam diriku. Yang terbayang saat itu adalah kesibukan dan kepayahan untuk memindahkan keluarga dan barang-barang kami ke tempat tugas yang baru. Tidak hanya itu, aku pun harus kembali mencari sekolah-sekolah bagi anak-anakku........

Mulai minggu depan tugas baru telah menantiku. Halo STAN kampusku tercinta, aku kembali lagi kepadamu. Bila dulu engkau yang memanjakan dan membinaku hingga seperti ini, kini akulah yang harus memanjakanmu................