Thursday, February 24, 2011

Otonk Story: ciri-ciri sudah tua

01. Membaca makin jauh, kencing makin dekat.?
02. Dulu tidur berhadap-hadapan, sekarang pantat-pantatan.?
03. Dulu suka pakai minyak wangi, sekarang pakai minyak angin.?
04. Dulu 12 kali lebih dalam sebulan, sekarang belum tentu sekali sebulan.?
05. Dulu keras sekali selama menunggu, sekarang lama sekali menunggu kerasss....?
06. Dulu langsung ON, sekarang langsung Down.?
07. Dulu sering siul2in cewe, sekarang siul2in burung.?
08. Dulu kencing asin, sekarang kencing manis.?
09. Dulu sering makan enak, sekarang sering makan obat.?
10. Dulu korbankan kesehatan demi kekayaan, sekarang korbankan kekayaan demi kesehatan.?
11. Dulu mengkritik generasi tua, sekarang mencela generasi muda. (hhm...)?
12. Dulu dongkol karena nggak dikasih, sekarang jengkel karena ditagih. (ha..ha..ha..)?
13. Dulu pemburu nikmat, sekarang diburu tobat ...!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Wednesday, February 23, 2011

Otonk Story (ASI)

Datang seorang wanita muda dengan membawa anak kecil yang sedang menangis.
Resepsionis langsung menyuruh wanita dan anak kecil yang masih menangis tersebut langsung ke ruang praktik dokter.
Sang dokter langsung bertanya kepada wanita muda tersebut, "Anak ini Minum ASI?".
"Iya Dok, minum asi", jawab wanita muda itu
Kemudian tanpa ba...bi.....bu.... dokter menduduk kan anak kecil di kursi dan menidurkan wanita muda tersebut di ranjang periksa.
Lalu dokter membuka baju dan BH wanita tersebut.
Sang dokter memeriksa payudara si wanita dengan cara memilin puting wanitanya tapi tidak ASInya tidak keluar.
Tak kehilangan akal, dokter me remas-remasnya, tetap tak keluar.
Karna tidak juga keluar ASI, sang maka dokter mencoba menghisapnya.....hasilnya sama.... tetap juga tidak keluar.
Kemudian dokter berkata kepada wanita muda itu, "Pantas Anak ini menangis, ASI-nya tidak keluar".
Wanita muda itu menjawab, "Saya Tantenya Dok!"

Hamil Lagi....

Seorang ibu menemui dokter untuk periksa kehamilan.
Dokter: looh..ibu ini kan yg tempo hari periksa, emang ibu hamil lagi ya?
Ibu: iya dok?
Dokter: apa obat KB yg saya beri tempo hari tidak ibu minum?...
Ibu: diminum dok !
Dokter: lantas kenapa ibu bisa hamil??
Ibu: ya, gimana tidak hamil dok, obat baru nyampe leher, celana dalam udah nyampe lutut.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Monday, February 21, 2011

Puasa bicara, lebih banyak mendengar

Hmm...menjadi pendengar aktif ternyata memang tidak gampang. Kalau cuma sekedar mendengar saja sich, selama kita masih punya telinga, ya gampang banget.
Mendengar secara aktif berkonotasi pada kegiatan mendengar yang disertai dengan pemahaman atas apa yang kita dengar. Selanjutnya, informasi yang kita dengar tersebut, kita proses sesuai dengan kemampuan akademik yang kita miliki untuk kemudian mampu kita simpulkan untuk memberikan feedback terbaik.
Selama ini gw juga dah berusaha menjadi pendengar aktif dlm berbagai kesempatan rapat. Sebelumnya, biasanya sich, lebih banyak ngomong daripada mendengar hehehe. Soalnya, gw kadang nggak tahan utk melontarkan pendapat begitu terbetik ide di kepala. Apalagi kalo ide tersebut muncul karena adanya rangsangan berupa statement pihak lain yang nggak sesuai dengan pemikiran gw.
Nah, kini, gw pengen lebih banyak belajar mendengar. Mulut gw kunci rapat-rapat setiap kali mengikuti rapat. Setiap ada keinginan untuk melontarkan ide, segera kukekang keinginan tersebut. Sejauh ini berhasil.
Masalah yang muncul kemudian adalah....aku dianggap malas berpendapat! Hahahaha
Bila pernyataan ini muncul, gw cukup bilang kalau saat ini gw sedang puasa bicara...! Titik!

Jakarta, 21 Februari 2011
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Monday, February 14, 2011

Mendung dan Hujan

Sejak dini hari tadi hujan deras mengguyur Jakarta. Derasnya guyuran hujan bisa kudengar meski mataku masih terpejam karena kantuk yang luar biasa di sekitar pukul 2 pagi. Saat subuh menjelang, aku dihadapkan pada dua pilihan sulit untuk berangkat kerja: menggunakan mobil atau motor. Bila membawa mobil, aku harus siap-siap menggerutu menghadapi macetnya jalanan Jakarta di setiap hari Senin. Sedangkan bila membawa motor, dipastikan antimacet tapi siap-siaplah terguyur hujan. Hiks.
Selesai sholat dan mandi pagi akhirnya kuputuskan menggunakan motor "black tigy" ku saja. Pertimbangannya sederhana: takut kena macet dan takut telat sampai kantor, bila menggunakan mobil. Maklum, penggunaan presensi dengan sidik jari menjadikan kami mirip pekerja pabrik. Harus berpacu dengan waktu agar tunjangan tidak terpotong hehehe.

Cuaca agak mendung saat aku berangkat. Dengan perasaan sedikit was-was, kupacu motorku membelah jalanan ibu kota yang padat kendaraan. Gerimis sempat mengguyur diriku dan rekan-rekan lain sesama pengguna motor meskipun tidak sampai membuat basah pakaianku. Fleksibilitas menggunakan motor sangat terasa. Kami bisa "bebas" menggunakan lajur yang berlawanan untuk menghindari antrian panjang berbagai jenis kendaraan. Kami juga bisa "nyelip" semaunya di sela-sela kendaraan roda empat. Hal yang tidak bisa dilakukan bila menggunakan mobil. Hanya saja sesekali aku harus mendongak ke atas kalau-kalau hujan turun. Doa terus kupanjatkan. Selain mohon keselamatan sampai tujuan, tentu saja juga memohon agar hujan tidak turun sebelum aku tiba di kantor.

Tepat pukul 7 kurang 5 menit aku dah tiba di kantor. Dan tak lama kemudia hujun turun dengan deras. Alhamdulillah.....nggak kehujanan.
Hingga siang ini mendung tetap menggelayut di langit Jakarta. Hujan juga turun terus. Kadang deras kadang hanya rintik-rintik....
Kupanjatkan doa kembali: semoga nanti sore, langit cerah....

Slipi, 14 Februari 2011, 11.35

Friday, February 11, 2011

Otonk Story (12)

‎​Otonk masih mau meniduri istrinya yg hamil 9 bulan.
Istri (yang udah cape): "Mau bikin apalagi sich Pah? Badan, kepala, tgn, kaki sudah lengkap semua."
Otonk: "Papah cuma mau kasih minyak rambut, Mah"

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Info Kadar Kolesterol Makanan

Copas dari temen (bener nggak ya) Hiii......ceyeeemm....

INFO KADAR KOLESTROL MAKANAN...
-----------------
Perlu diingat sebelum menyantap makanan... :
[Jenis Makanan : Kolestrol(mg/10 gr)]

Kategori AMAN = Kadar Kolestrol Rendah :
• Putih Telor Ayam : 0
• Teripang : 0
• Susu Sapi Non Fat : 0
• Daging Ayam / Bebek (pilihan) Tanpa Kulit : 50
• Ikan Air Tawar : 55
• Daging Sapi (pilihan) Tanpa Lemak : 60
• Daging Kelinci : 65
• Daging Kambing Tanpa Lemak : 70
• Ikan Ekor Kuning : 85

Kategori SEKALI-KALI :
• Daging Asap (Ham / Smoke Beef) : 98
• Iga Sapi : 100
• Daging Sapi : 105
• Burung Dara : 120
• Ikan Bawal : 120

Kategori HATI-HATI = Perlu Diperhatikan (Kadar Cukup Tinggi) :
• Daging Sapi Berlemak : 125
• Gajih Sapi : 130
• Gajih Kambing : 130
• Keju : 140
• Sosis Daging : 150
• Kepiting : 150
• Udang : 160
• Kerang : 160
• Siput : 160
• Belut : 185

Kategori BERBAHAYA = Tidak Aman (Kadar Tinggi) :
• Santan : 185
• Susu Sapi : 250
• Susu Sapi Cream : 280
• Coklat : 290
• Margarin / Mentega : 300
• Jeroan Sapi : 380
• Kerang Putih / Tiram : 450
• Jeroan Kambing : 610

Kategori PANTANG = Tidak Aman (Kadar Sangat Tinggi) :
• Cumi-cumi : 1.170
• Kuning Telor Ayam : 2.000
• Otak Sapi : 2.300
• Telur Burung Puyuh : 3.640

Semoga Info Kesehatan ini bermanfaat !!!

Kurangi kolesterol utk menghindari serangan jantung, akibat penyumbatan pembuluh koroner di jantung...sayangilah dirimu.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Wednesday, February 09, 2011

Otonk Story (11)

Suatu saat di ruang kelas II SD, bu guru bertanya pada murid-muridnya.
"Anak-anak coba sebutkan apa saja fungsi bohlam".
Andi angkat tangan. Dgn semangat narsis dia menjawab, "untuk penerangan bu!"
Roni nggak kalah sigap. Dia angkat tangan sambil teriak, "pengganti petromak bu!".
Sendi, di perempuan mungil juga nggak mau kalah. Tanpa angkat tangan dia berkata, "untuk di kamar Sendi bu biar nggak gelap."
Otonk yang sedari tadi angkat tangan akhirnya diberikan kesempatan menjawab oleh bu guru.
"Yak kamu otonk. Menurut kamu apa?"
"Untuk di emut bu", jawab Otonk kalem.
"Hah kok di emut Tonk?" Bu guru terheran.
"Iya Bu, soalnya kalo malem mamah otonk pernah bilang begini. Pah, bohlamnya matiin, ntar mamah emut dech..."
Guru: *#@#*@
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Serial Motivasi: Cinta Pada Profesi


Tak Bisa Memilih
Seorang atasan saya pernah berpesan, “selama kamu masih berstatus sebagai pekerja, maka kamu tidak akan pernah bisa memilih ‘bapak/ibu buah’, ‘rekan buah’, maupun ‘anak buah’”. Pesan ini saya terima sekian tahun lalu. Tepatnya pada tahun 1999. Bagi saya, pesan ini cukup sederhana namun sarat akan makna. Saya diingatkan (lebih tepatnya disadarkan) bahwa sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS), kita tidak bisa menentukan sesuatu berdasarkan keinginan diri sendiri. Kita tidak bisa menginginkan agar kita ditugaskan hanya pada bagian tertentu, tempat tertentu, dan atasan/bawahan tertentu. Dedikasi yang kita berikan adalah dedikasi kepada organisasi. Bukan kepada jabatan, bukan kepada tempat, apalagi kepada atasan/bawahan. Dedikasi dalam bentuk pemberian kinerja terbaik haruslah didasarkan atas sikap profesionalisme yang dipersembahkan kepada organisasi. Ingat, di sektor pemerintahan organisasilah yang bertindak sebagai pihak pemberi kerja. Bila ingin diruntut lebih jauh, pemilik organisasi adalah masyarakat (baca: rakyat) maka sesungguhnya rakyatlah yang membayar seluruh penghasilan kita sebagai PNS.

Pada level tertentu, seorang pimpinan bisa saja menghendaki untuk memiliki staf tertentu. Banyak alasan yang dapat dikemukakan untuk menjelaskan hal ini. Salah satunya adalah keinginan untuk terjaminnya capaian kinerja yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk mencapai hal ini, tentu saja seorang pimpinan akan memilih staf-staf yang dipandangnya mampu memberi kontribusi terbaik. Sungguh sesuatu yang wajar. Sebuah permasalahan akan timbul manakala sumber daya manusia (SDM) yang dipandang cakap (baca: kompeten) tidak memadai jumlahnya. Alokasi SDM tentu saja harus dilakukan tanpa memandang cakap atau tidaknya seseorang. Bila tidak, akan terjadi pengkonsentrasian SDM cakap dan SDM yang tidak cakap pada suatu unit. Akan terjadi kegiatan “saling memilih” (seleksi) SDM pada level pimpinan. SDM cakap akan dipertahankan sementara SDM tidak cakap cenderung dirotasi antarunit. Akibatnya, terjadilah “pertukaran antarsampah”. Menyedihkan bukan?

Seperti yang telah diutarakan di atas, memilih atau bahkan mempertahankan SDM cakap oleh seorang pimpinan adalah hal lumrah. Sayangnya, perilaku mempertahankan ini tanpa disadari kadang dapat menghambat karier seorang pegawai. Ketika seorang staf memiliki peluang untuk meningkatkan karier atau meningkatkan kompetensinya, sebaiknya seorang atasan harus secara ikhlas merelakannya. Regenerasi harus dilakukan sedini mungkin untuk menggantikan posisi staf yang “hilang” tadi. Tanpa melakukan hal ini, ada dua kemungkinan yang bakal terjadi. Pertama, staf tidak mendapatkan peluang peningkatan karier atau kompetensi. Kondisi ini tentu saja sangat merugikan pegawai yang bersangkutan. Kedua, pimpinan kehilangan staf andal tanpa mendapatkan pengganti yang sepadan. Akibatnya, performa unit bisa saja menurun.

Cinta Profesi
Ketidakcakapan SDM merupakan masalah lain yang perlu ditangani secara tepat. Diperlukan obat yang tepat atau resep yang jitu untuk menangani hal ini kasus demi kasus. Ketidakcakapan SDM tentu saja tidak dapat digeneralisasi begitu saja. Pastilah terdapat berbagai faktor penyebab ketidakcakapan tersebut. Setiap kasus penyebab ketidakcakapan harus diberikan treatment yang tepat. Bila perlu, lakukan audit SDM terlebih dahulu untuk mengetahui kesenjangan kompetensi yang ada dan faktor penyebabnya. Selanjutnya siapkan banyak “obat” jitu untuk menangani seluruh kasus ketidakcakapan ini. Jangan pernah lelah atau menyerah dengan situasi yang ada.

Menurut saya, salah satu obat jitu yang dapat diberikan adalah menumbuhkan rasa cinta pada profesi. Obat ini tentu saja tidak hanya diperlukan bagi SDM yang tidak cakap. Semua SDM memerlukan obat ini. Menumbuhkan rasa cinta pada profesi memang sangat tidak mudah. Hal ini berbeda dengan cinta hubungan sosial yang cenderung lebih mudah ditumbuhkan. Renungkan kata-kata motivasi berikut,”Ada kekuatan di dalam cinta. Dan orang yang sanggup memberi cinta adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.” [1] Bayangkan bila cinta pada profesi ada dalam diri setiap pegawai. Layaknya, ia akan memiliki kekuatan untuk menyisihkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan organisasi.

Wikipedia mendefinisikan cinta sebagai suatu perkataan yang mengandung makna yang rumit dan dapat dialami semua makhluk. Yang saya tahu sebagian orang tak dapat mendefinisikan cinta. Mereka mengatakan, “cinta tidaklah dapat diungkapkan dengan kata-kata.” Sebagian orang lainnya dengan nada religius mengatakan, “Cinta yang sesungguhnya adalah cinta Sang Khalik kepada hamba-Nya. Cinta seorang manusia hanya akan bermakna bilamana cinta tersebut didasari oleh rasa cinta kepada sang Pemilik.” Cinta oh cinta, takkan pernah habis untuk membicarakan hal yang satu ini. Bisakah kekuatan cinta ini menumbuhkan motivasi kerja? Jawabannya tentu saja, bisa!

Menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta kepada profesi dapat dilakukan melalui pendekatan sosio-kultural dan pendekatan religi. Pendekatan sosio-kultural lebih mengedepankan emosi kemanusiaan sebagai makhluk sosial dengan memperhatikan budaya yang telah tertanam dalam jiwa seorang individu. Sedangkan pendekatan religi (pendekatan yang paling efektif menurut saya) lebih mengedepankan aspek spiritual atau agama yang dianutnya. Dalam banyak hal, sentuhan spiritual lebih dapat mendatangkan hasil dibandingkan sentuhan melalui sosio-kultural. Namun, kombinasi kedua pendekatan tersebut tentu saja akan menghasilkan kekuatan sinergi yang luar biasa.

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana melakukan penanaman dan menumbuhkan rasa cinta pada profesi? Menurut saya, hal ini harus dimulai dengan proses pemahaman akan arti pentingnya bekerja. Untuk apakah kita bekerja? Untuk siapakah hasil kita bekerja? Apakah yang akan terjadi bila kita tidak bekerja? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat terus-menerus disampaikan kepada seluruh pegawai untuk menumbuhkan kesadaran (consciousness) akan pentingnya bekerja. Melalui pendekatan religi, salah satu contoh bentuk pemahaman yang biasa ditanamkan adalah sebuah kesadaran bahwa bekerja merupakan bagian dari ibadah kepada-Nya.

Pegawai yang cakap pada umumnya akan sangat memahami makna pertanyaan di atas. Sementara pegawai yang tidak cakap, sesungguhnya ia mengerti namun tidak mengindahkan maknanya. Inilah pekerjaan rumah yang utama bagi siapa pun yang bekerja sebagai pengelola SDM, misalnya biro atau bagian kepegawaian. Pembinaan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencapai terciptanya rasa cinta tersebut. Memang, pembinaan ini bukan domain tugas biro atau bagian kepegawaian saja. Pembinaan merupakan tugas dari setiap seorang yang disebut atasan. Namun setiap individu pegawai pun selayaknya mampu memberikan pembinaan bagi dirinya sendiri.


Shared Value
Salah satu huruf S dari the 7-S of McKinsey Model [2] adalah Shared Value yaitu nilai organisasi yang dapat disebarluaskan kepada seluruh anggota organisasi. Nilai organisasi ini berupa nilai-nilai yang diyakini (belief) oleh seluruh anggota organisasi. Model McKinsey merupakan model organisasi yang telah dipergunakan selama puluhan tahun dalam proses pengembangan organisasi yang berorientasi pada performa. Setiap organisasi diwajibkan memiliki nilai ini untuk kemudian diinduksikan kepada seluruh anggota organisasi. Nilai yang telah ditetapkan tidak bisa hanya dipajang saja atau sebagai slogan semata. Penyebarluasan nilai-nilai hingga mampu merasuki pikiran seluruh anggota organisasi sangat dibutuhkan untuk terwujudnya pencapaian tujuan organisasi tersebut. Yang perlu disadari dalam proses ini adalah bawah nilai organisasi tidaklah akan terwujud tanpa didasari oleh rasa cinta pada profesi.

Renungkan juga kata-kata berikut, “Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan. Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintai diri anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apapun yang bisa anda cintai dari kerja anda: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela. Apa saja! Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di sana? Tak ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah di sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.” [3]

Jakarta Barat, 9 Februari 2011


[1] Motivasi Net, Andi Muzaki, Bagian Kelima, Halaman 191
[2] Silakan mencari tahu tentang model ini diberbagai literatur atau via internet
[3] Motivasi Net, Andi Muzaki, Bagian Pertama, Halaman 10

Tuesday, February 08, 2011

Otonk Story (10)

Onta:

Alkisah kopral Otonk ditugaskan bersama pasukan keamanan PBB di suatu daerah terpencil di Timur Tengah.
Setelah berkeliling markas, sang komandan berkata: "Kopral, kalau kamu suatu waktu tidak tahan ingin dan sangat ingin bersetubuh, pakai saja unta betina ini, itu yang kami lakukan selama ini."
Setelah 6 bulan bertugas, akhirnya Otonk tidak kuat lagi menahannya dan meminta izin dipinjamkan unta betina tersebut. Setelah mendapatkan tempat yang sepi disalurkanlah hasrat si Otonk yg terpendam selama ini.
15 menit kemudian, dengan muka berseri-seri dikembalikanlah unta betina tersebut.
Komandan heran dan bertanya: "kok cepat sekali ?" Muka Otonk pun memerah karena malu dan balik bertanya: "Memang biasanya berapa lama Ndan ?".
Jawab komandan: "3 jam, karena jarak antara barak dengan rumah prostitusi terdekat dengan mengendarai unta ini adalah 3 jam.

Belajar bisnis....

Siapa bilang bisnis itu gampang? Siapa bilang bisnis itu susah? Lho mana yang bener nich...?
Buat gw berbisnis itu nggak gampang! Dibutuhkan keuletan dan keberanian serta seni tersendiri. Bakat-bakatan kata orang. Ulet? Ya, karena bisnis yang tidak ditekuni sendiri biasanya malah mendatangkan petaka. Gw pernah ngalamin hal ini tahun 2005-2006 lalu! Butuh keberanian? Ya, karena tidak ada bisnis yang tidak berpotensi risiko. Buat gw, bisnis apapun bersentuhan dengan risiko. Perlu seni tersendiri? Ya, seperti yang tertulis di banyak literatur yang gw baca: menjalankan bisnis adalah sebuah seni.

Tahun 2005 sampe awal 2006 lalu gw belajar berbisnis. Berbekal uang tabungan hasil jerih payah di Manado plus uang pinjaman dari temen dan juga dari bank, gw mencoba memulai usaha bersama adik. Kami bertaruh di bisnis warnet yang kala itu sedang booming. Hasilnya? Jauh dari ekspektasi. Di bulan-bulan awal, omzet menunjukkan kewajaran. Tapi memasuki bulan ke-5 (kalau nggak salah) penerimaan mulai menurun tajam. Di bulan ke-8 (kalau nggak salah. Soalnya dah lupa hehehe) aktivitas gw hentikan sementara. Dan.....bencana pun datang! Di masa penghentian sementara itulah musibah terjadi. Komputer dan perangkat warnet lainnyalenyap disatron maling! Hancur semuanya......! Dunia serasa gelap!

Banyak hal yang gw petik dari kejadian di atas. Diantaranya: bisnis harus dikawal sendiri. Jangan dipercayakan begitu saja pada orang lain, event itu adalah anggota keluarga sendiri. Pengelolaan bisnis warnet kala itu, gw serahkan sepenuhnya kepada adik. Dan ternyata.....ia juga tidak melakukannya sendiri melainkan diserahkan lagi kepada sahabatnya. Runyam!
Hal lain yang bisa gw petik: bisnis harus dilihat dari perspektif jangka panjang. Jangan ikut-ikutan trend yang belum tentu langgeng. Potensi munculnya pesaing dan faktor lingkungan yang berubah harus dapat diantisipasi. Nggak bisa siasat antisipasi baru dipikirkan ketika rintangan dah di depan mata. Telat!

Bisnis lain yang pernah gw jalanin adalah bisnis Multi Level Marketing (MLM). Model pemasaran seperti ini dah gw kenal sejak 1995. Dulu ikutan bokap di bisnis jaringannya Forever Young. Lumayanlah. Meski dapet bonusnya nggak gede-gede amat tapi lumayan buat nambel sulam asap dapur saat itu hehehe. Tahun 2006, tidak lama setelah kehancuran bisnis warnet, gw main lagi di bisnis jaringan. Gw jualan kalung bio far infrared ray (BIOFIR). Di bisnis ini gw nggak mikirin jaringannya. Yang gw pikir cuma menjual produk yang lagi trend. Sebuah produk kesehatan yang manfaatnya banyak dirasakan orang. Alhamdulillah, meski tidak sedahsyat rekan seangkatan, dari bisnis ini gw kembali bisa menutup kekurangan uang dapur yang abis kesedot untuk nutup utang-utang akibat gagal warnet. Bisnis ini gw geluti sampe tahun 2007 akhir.

Dari beberapa kegiatan yang bersentuhan dengan bisnis, gw semakin tau karakter berbisnis. Itu dah modal yang lumayan buat gw. Kekurangannya cuma satu: kadang masih ada rasa ragu setiap kali akan memulai sebuah usaha. Mungkin lebih tepatnya, disebut takut (bukan ragu). Tahun 2009 gw coba-coba di bisnis air minum versi refill alias isi ulang. Tapi tempat usahanya nggak di Jakarta. Gw bikin di kampung halaman istri. Yang ngelola adalah adik ipar. Kali ini gw coba mulai mempercayakan ke orang lain lagi. Mudah-mudahan nasibnya nggak kayak warnet. Amiin... So far sich, aman-aman nich.

Sekarang, demi mengingat masa depan dan masa pensiun yang sudah pasti datangnya, gw mulai belajar berinvestasi. Ada temen (senior di almamater kampus) yang sedang terjun di bisnis agro. Nah karena tawarannya menarik, gw mencoba nanam uang di sana. Siapa tau ada rezeki gw di situ hehehe. Ya, namanya juga usaha hehehe.
Gw invest di bisnis singkong "besar". Singkong ini adalah bahan baku pembuatan etanol dan tapioka. Prospeknya lumayan cerah. Pangsa pasarnya pun sangat jelas (semoga). Melalui invest di bisnis ini, gw dijanjikan return sekitar 70-an persen dari modal selama 9 bulan (atau paling lama setahun). Hmm...lumayan. Semoga berhasil.........

Kegiatan bisnis lainnya yang sedang gw geluti adalah belajar menjadi konsultan keuangan dan pemasaran beberapa perusahaan. Tugasnya antara berat dan ringan. Ringan, karena nggak make modal uang. Cukup make "kecerdasan intelektual dan emosional" doank hehehe. Berat, karena harus sering menghubungi dan dihubungi orang.... Selain itu kerjaannya nggak kenal waktu. Bisa pagi, siang, sore, bahkan malam! Harus pinter-pinter bagi waktu.

Jakarta, 8 Februari 2011, 14.40

Friday, February 04, 2011

Jumat Kejepit....

Jumat ini adalah "hari kejepit nasional". Kemarin rekan-rekan etinis Cina merayakan hari raya tahun baru mereka alias imlek. Menurut kalender mereka, tahun ini adalah tahun kelinci emas. Wah, para playboy bakal tumbuh subur dech tahun ini...qiqiqiqi.
Sejak tahun lalu, kalau tidak salah, Imlek termasuk hari libur nasional. Indonesia semakin menghargai rasa syukur kaum-kaum yang ada di negaranya. Baguslah!
Aku sendiri "merayakan" Imlek dengan mengajak keluarga berenang di Ocean Park, Serpong. Sebenernya sich nggak ada hubungan dengan Imlek. Lha wong, memang sejak beberapa hari lalu, si kecil Rizqu ngerengek terus minta berenang ke Serpong. Hmm....permintaan itu sulit ditampik. Dah lama memang kami nggak ke sana.
Hari ini, meski badan terasa lelah, aku tetap harus berangkat ngantor. Ngantorku masih di purnawarman. Masih ada rapat tentang kelembagaan BPPK di sana. Ini pertemuan yang keempat kalinya.
Pagi tadi sengaja berangkat agak telat, jam 6.30. Harapannya sampai BPPK jam 8 lewat. Maklum kalau hari Jumat biasanya jalanan Jakarta cukup macet. Nyatanya? Jam 7.30 aku dah sampe BPPK. Busyeeet. Heran juga aku. Kok bisa hanya satu jam. Biasanya kalau agak siangan, macetnya lebih parah lho...

Jakarta, 4 Februari 2011, 09.25

Wednesday, February 02, 2011

Workshop 7S McKinsey

Hari ini adalah ketiga kalinya aku mengikuti workshop Penataan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Dua term sebelumnya dilaksanakan pada Kamis dan Jumat minggu yang lalu. Workshop yang dipandu oleh Konsultan berlabel BEDA dan Company ini merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilalui oleh Gugus Tugas atau Tim Penataan Organisasi BPPK. Aku menjadi bagian dari tim tersebut. Senang masuk dalam tim ini? Jawabannya antara iya dan tidak!
Iya, karena dengan masuk dalam tim ini aku mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang penataan organisasi. Tidak, karena kegiatan ini sangat melelahkan dan dilakukan dengan tidak mengabaikan tugas rutin kantor. Lelah, karena seluruh anggota tim dituntut untuk brainstorming tentang penataan organisasi yang terbaik bagi BPPK. Belum lagi, seandainya rekomendasi tentang organisasi BPPK yang baru disetujui, bisa-bisa Tim akan dituduh sebagai biang kerok bilamana perubahan organisasi tersebut tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan nantinya.

List Question of 7S versi McKinsey adalah:

1. Shared Value
  • Apa core value yang ditekankan dalam organisasi?
  • Bagaimanakah bentuk budaya yang diturunkan dalam organisasi?
  • Seberapa besar nilai-nilai budaya tersebut dipahami oleh staf?
  • Apa nilai-nilai dasar yang ditanamkan oleh organisasi bagi para staf?
2. Strategy
  • Strategi apa saja yang diterapkan oleh organisasi?
  • Bagaimana organisasi menghadapi tekanan dari pesaing?
  • Bagaimanakah organisasi mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi pada user?
  • Apakah ada penyesuaian strategi oleh organisasi terhadap isu-isu yang saat ini sedang berkembang?
3. Structure
  •  Bagaimanakah pembentukan tim untuk menjalankan suatu tugas tertentu?
  • Apakah terdapat susunan/bagan organisasi yang jelas?
  • Bagaimanakah cara tiap-tiap bagian/unit kerja mengkoordinasikan aktivitasnya?
  • Bagaimana cara tiap-tiap anggota dalam tim mengatur dan menempatkan diri mereka dalam aktivitas tim?
  • Apakah pengambilan keputusan dilakukan bersama, atau oleh pihak yang lebih tinggi?
  • Bagaimanakah hubungan antartiap unit kerja? Apakah sudah berjalan dengan baik?
4. Systems
  • Bagaimanakah sistem kerja yang dijalankan dalam organisasi?
  • Siapa/apa yang menjadi pengontrol sistem tersebut? Apakah ada evaluasi terhadap sistem tersebut?
  • Apakah ada aturan-aturan yang dibuat dengan tujuan mengatur hal itu?
5. Staff
  • Apakah tiap anggota dalam tim/unit kerja pada organisasi telah ditempatkan sesuai dengan kemampuannya?
  • Apakah masih ada posisi dalam organisasi yang masih belum dapat terisi dengan orang yang tepat?
  • Apakah organisasi bermasalah mencari kompetensi staf yang sesuai dengan posisi yang ada?
6. Skills
  • Apa skill/keterampilan yang paling umum harus dimiliki pada tiap tim/unit kerja dalam organisasi?
  • Apakah dirasa masih ada kesenjangan antara skill yang dikuasai dalam organisasi dengan posisinya?
  • Hal apa yang dianggap pihak lain menjadi kelebihan pada staf organisasi Anda?
  • Apakah tiap staf Anda telah dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan posisinya?
  • Apakah ada penilaian bagi skill/keterampilan tiap-tiap staf pada organisasi?
7. Style/Aspirasi
  • Bagaimanakah gaya manajerial/kepemimpinan pihak manajemen pada organisasi?
  • Apakah dengan gaya kepemimpinan tersebut organisasi berjalan dengan efektif?
  • Apakah pada tiap anggota tim/staf memiliki sifat kooperatif atau kompetitif dalam bekerja?
  • Apakah tim-tim/kelompok kerja yang dibentuk dalam organisasi telah berfungsi dengan semestinya?
Jalan Purnawarman Jakarta, 2 Feb 2011 (14.07)

Otonk Story (9)

Koh AHONG satu kali timbul jiwa petualangannya, penasaran ama kata orang ada Executive Nudis Club, akhirnya dia datangi itu tempat.

Pas masuk tempatnya mewah banget, lengkap! mulai dari SPA, Fitness, Billiard, Disco, Karaoke sampe Cafe *beer* ada disana. Dan ternyata bener resepsionisnya aja bugil cing :p
Disana dia dijelasin kalo disana bebas pake semua fasilitas tapi harus bugil.

Singkat cerita join lah Koh AHONG nyoba member 1 bulan dulu. Selesai urusan administrasi, Koh AHONG langsung jalan² liat² fasilitas (bugil so pasti X_X).

Pas lewat kolam renang dari depan jalan cewe semok banget, ngga sadar Koh AHONG 'ereksi' pas papasan ama tu cewe.
Tiba2 tu cewe balik badan tanya "Kamu ngajak saya?".
Koh AHONG bingung gelagapan. Kata tu cewe "Kamu pasti orang baru ya, disini peraturannya kalo ereksi artinya ngajak". Digeret lah Koh AHONG kepinggir kolam renang dan terjadilah urusan orang dewasa disana :*.

Selesai 'urusan, Koh AHONG ngaso di sauna sambil senyum2 :D inget kejadian barusan, ngga sadar dia kentut.
Tiba2 nongol cowo gede banget, brewok, tato'an pula, dia tanya "Lu ngajak gue?".

Koh AHONG bingung gelagapan. Kata tu cowo "Lu pasti orang baru ya, disini peraturannya kalo kentut artinya ngajak".
Koh AHONG digeret kepojok sauna, disuruh nungging dan terjadilah 'bonga-bonga' :'(:&.

Selesai kejadian, Koh AHONG turun ke resepsionis komplen, katanya "Gua keluar, batal jadi member".
Kata resepsionis "Wah ga sayang Koh, belon juga sehari..uang member sebulan 8jt angus loh Koh".

"Bodo...., gua keluar!!". kata Koh AHONG. "Umur gua udah jit cap (70th) lebih, paling banter gua ereksi seminggu sekali.....tapi klo kentut, gw sehari bisa 20 kali.....berabe beneuur, bisa amsiiooongg owe':/:D
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tuesday, February 01, 2011

Jakarta Oh Jakarta......

Sebulan ini kurasakan jalanan di Jakarta semakin padat dan semrawut. Khususnya di hari Senin dan Jumat, kemacetan hampir di semua sudut jalan sangat parah. Kemana nich yang katanya "ahli"...?
Kemacetan di ibukota emang nggak akan bisa terselesaikan dengan cara apapun. Itulah pendapatku. Pembangunan flyover ataupun underpass hanya solusi sementara yang kemudian tak memiliki daya. Memang sich, dengan adanya kedua model jalan tsb bisa mengurangi kemacetan yang sebelumnya sangat parah. Tapi....kalau jumlah kendaraan semakin bertambah yaa...akhirnya nggak ada gunanya juga. Huks.
Di bulan-bulan awal bertugas di Pusdiklat Pajak, aku masih bisa berangkat antara jam 06.00 - 06.15 dan tiba di Slipi kurang lebih satu jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Nah, selama di bulan Januari ini, waktu tempuh menjadi satu jam lebih. Hiks.
Kini, setiap Senin aku lebih memilih menggunakan kendaraan roda dua. Dengan catatan pagi itu hujan nggak turun...^^
Pagi tadi aku harus menuju sebuah hotel di bilangan Semanggi. Jarak yang nggak terlalu jauh dari Bintaro, sebenarnya. Tapi karena aku harus mencari jalan alternatif untuk menghindari three in one, waktu tempuh yang dibutuhkan hampir 2 jam setengah...!!!! Gileee benerrrr..... Semakin sadis saja Jakarta ini, gerutuku....
Kalau sudah begini, kekangenanku untuk tinggal di daerah (non-Jakarta) menghantui kembali. Saat bertugas di Manado dan Jogja, rasanya nggak pernah aku dibuat stress oleh kesemrawutan jalan. Meski aku lahir dan besar di Jakarta, rasa boring tinggal di ibukota ini semakin menjadi.
Kalaupun pada akhirnya aku harus bertahan di kota ini, itu karena aku harus lebih memikirkan kualitas pendidikan anak-anakku. Selain itu, orang tua dan saudara-saudara kandungku tinggal di sini. Dan juga....mencari rezeki lebih mudah hahaha...
Alasan terakhir ini yang kurasa menjadikan Jakarta sebagai kota yang selalu dirindukan oleh banyak orang. Jakarta...oh...Jakarta.

Otonk Story (8)


K.B.

"Bu Sri, ikut KB make alat apa?" tanya Bu RT.
"Make karet KB paket BKKBN, Bu" jawab Bu Sri.
"Kalau Bu Wati?" tanya Bu RT ke ibu yang lain.
"Suntik" jawab Bu Wati kalem.
"Lha kalau Bu Yayuk?" tanya Bu RT lagi kepada ibu yang lain.
"Make dingklik (bangku kecil) bu"
"Lho kok dingklik ??"
"Ya Bu, suami saya kan pendek toh Bu, sedangkan saya tinggi. Padahal suami saya senengnya main sambil berdiri, terpaksa dia naik di bangku kecil itu"
"Terus apa hubungannya dgn KB?" tanya Bu RT heran.
"Lha, gampang bu, kalo suami saya dah mau keluar, saya tendang aja bangku tsb!
Bu RT, Gubraaaaaaxx....!!!!