Friday, August 19, 2011

Air Mata di Bulan Ramadhan

Kepedihan itu datang kembali seiring menyadari bahwa hari ini (19 Agustus 2011) adikku Agus Setiawan alias Iwan Ketan "seharusnya" berulang tahun yang ke-28. Sungguh sebuah usia yang masih teramat muda untuk meninggalkan dunia fana ini! Namun, umur yang ditetapkan oleh Nya memang tidak mengenal angka! Berapa pun kecil atau besarnya angka, bila Ia telah berkehendak, maka semuanya akan terjadi!

Ya, belum genap di angka 28, adikku ini berpulang menghadap haribaan-Nya. Melalui sebuah kecelakaan sepeda motor di bilangan Kemayoran, nyawanya terrenggut setelah ia berjuang kurang dari 24 jam dengan kekomaannya. Hingga kini kronologis kejadian kecelakaan tersebut sesungguhnya masih menjadi misteri bagi kami. Tidak satu pun saksi mata yang menceritakannya kepada kami walaupun sore itu kendaraan di underpass jalan Angkasa sedang padat-padatnya.

Air mataku tak kuasa ku bendung saat aku menuliskan secuil kalimat di wall akun facebook-nya. Hingga saat ini akun facebook tersebut memang tidak kami nonaktifkan. Akun tersebut kami biarkan terbuka sebagai jendela untuk mengenang semua yang terjadi antara kami dengannya, antara teman-temannya yang berjumlah banyak dengan dirinya. Air mata semakin tak dapat ku tahan saat aku membaca komentar-komentar sahabat-sahabatnya yang juga turut menuliskan secuil kalimat di wall tersebut sebagai ungkapan kekangenan pada sosok bersahaja ini. Tidak sedikit yang selalu mendoakan dirinya. Ya, ia begitu dicintai oleh banyak orang yang telah mengenalnya.

Cita-cita adikku ini sangat tinggi dan banyak sekali. Sayang, Allah tidak mengizinkannya untuk menggapai cita-citanya tersebut. Allah lebih memilih membebaskan adikku ini dari belenggu kekejaman duniawi. Allah lebih memilih agar adikku berada di sisi-Nya untuk mendampingi Ayahandaku yang telah lebih dahulu berpulang hingga hari akhir menjelang.

Sejak kehilangan dirinya beberapa bulan lalu, berbagai kenangan bersamanya tidak pernah bisa kulupakan. Kilasan-kilasan kenangan sering muncul begitu saja dalam benakku. Entah itu di saat aku sedang membaca koran atau buku, sedang merenungkan sesuatu, sedang menyetir, sedang sholat, sedang makan, dan sedang-sedang lainnya. Terlebih bila aku memandang foto-fotonya yang memang sengaja aku pajang di ruang tamu rumah ku dan ruang keluarga di rumah ibuku.

Sekali lagi selamat jalan adikku.....selamat berulang tahun engkau di sana. Semoga amal ibadahmu dapat meringankan siksa kuburmu kini....

Slipi, 19 Agustus 2011