Thursday, March 31, 2011

Copas!

Ada seorang ibu mengantar anaknya yang baru berusia 7 tahun, naik bis jurusan Surabaya-Denpasar. Ibu berpesan pada pak supir," Pak, titip anak saya ya? Nanti kalo sampe di Banyuwangi, tolong kasih tau anak saya."

Sepanjang perjalanan, si anak cerewet sekali. Sebentar-sebentar ia bertanya pada penumpang," Udah sampe Banyuwangi belom?"

Hari mulai malam dan anak itu masih terus bertanya-tanya. Penumpang yang satu menjawab," Belom, nanti kalo sampe dibangunin deh! Tidur aja!"

Tapi si anak tidak mau diam, dia maju ke depan dan bertanya pada supir untuk kesekian kalinya," Pak, sudah sampe Banyuwangi belom?"

Pak Supir yang sudah lelah dengan pertanyaan itu menjawab," Belom! Tidur aja deh! Nanti kalo sampe Banyuwangi pasti dibangunin!"

Kali ini, si anak tidak bertanya lagi, ia tertidur pulas sekali. Karena suara si anak tidak terdengar lagi, semua orang di dalam bis lupa pada si anak, sehingga ketika melewati Banyuwangi, tidak ada Чăπğ membangunkannya.

Bahkan sampai menyeberangi selat Bali dan sudah mendarat di Ketapang, Bali, si anak tertidur dan tidak bangun-bangun. Tersadarlah si supir bahwa ia lupa membangunkan si anak. Lalu ia
bertanya pada para penumpang," Bapak-ibu, gimana nih, kita anter balik gak anak ini?" Para penumpang pun merasa bersalah karena ikut melupakan si anak dan setuju mengantar si anak kembali ke Banyuwangi.

Maka kembalilah rombongan bis itu menyeberangi Selat Bali dan mengantar si anak ke Banyuwangi. Sesampai di Banyuwangi, si anak
dibangunkan. "Nak! Udah sampe Banyuwangi! Ayo bangun!" Kata si supir. Si anak bangun dan berkata," O udah sampe yah !" Lalu membuka tasnya dan mengeluarkan kotak makanannya.

Seluruh penumpang bingung. "Bukannya kamu mau turun di Banyuwangi?" Tanya si supir kebingungan. "Nggak, saya ini mau ke Denpasar
ngunjungin nenek, kata mama, kalo udah sampe Banyuwangi, saya boleh makan nasi kotaknya!"
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tuesday, March 22, 2011

Copas

Tadi pagi seorang kakek mampir ke klinik buat ngetes darah, sapa tau kolesterolnya tinggi. Nggak disangka dan nggak diduga yg nerima susternya cantik dan seksi. Si kakek jadi inget waktu seumuran dia dulu. Setelah duduk dimeja, tangan si kakek dipegang sama suster dan jari tengah kakek dicocok pake jarum, trus beberapa tetes darah ditaruh di tester.

Setelah itu suster ingin membersihkan sisa darah yg dijari, dicarinya tissue, eh gak ada, kapas gak ada, tanpa pikir panjang suster memasukkan jari si kakek dimulutnya dan dihisap.

Melihat itu si kakek bengong, dan tanpa pikir panjang si kakek bilang, "boleh test urine sekalian gak sus"
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sunday, March 20, 2011

IMG00487-20110320-1506.jpg

Dah lama aku memimpikan bisa menjelajah kota Makassar, baru hari ini bisa ku realisasikan.
Selama ini, malas rasanya bila mendapat tawaran tugas dinas ke kota ini. Nggak tau kenapa.
Yang pasti, sejak aku tugas di manado sampai saat ini, setiap kali datang tawaran tugas dinas ke makassar aku selalu mengelak.
Hari ini, aku bersama sahabat seniorku di alumni STAN, Pak Bambang Priatna, "terpaksa" mendaratkan diri di kota yang penuh dengan sejarah. Kami mencoba menjajaki peluang usaha di bidang agribisnis di wilayah sulawesi selatan. Bidang yang sedang kami geluti adalah penanaman pohon singkong hasil okulasi yang bisa dipakai sebagai bahan dasar bioethanol, tapioka, dsb.
Di wilayah ini telah tersedia lahan siap garap seluas 20.000 hektar! Waow....mampukah kami? Hiks tantangan yang sangat berat!
Gagasan penyediaan lahan ini adalah hasil buah pikir dan upaya mantan boz ku, Pak Patta Bundu, yang sedang berupaya keras "membangun" daerah asal.
Semoga semuanya lancar. Saat ini kami masih brainstorming mematangkan gagasan ini.

Oya, saat mau berangkat tadi, saat masih di bandara Jakarta, aku nulis status di facebook tentang rencana keberangkatanku menuju Makassar. Tanpa diduga, sahabat lamaku saat di SMP dan SMA langsung "menyambar" statusku tersebut.
Ternyata ia dah 7 tahun tinggal di Makassar! Waaow, sebuah berkah bisa bertemu sahabat lama.
Aku bahkan dijemput di bandara hasanuddin Makassar. Kami pun makan siang bersama (ia membawa istri dan anaknya), mampir di Pantai Losari utk sekedar berfoto ria dan menelusuri beberapa bagian dari Benteng Rotterdam!

Makassar, 20 Maret 2011
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Thursday, March 17, 2011

Copas

Tingkatan stress!

Anton menaikkan seorang gadis cantik di tengah jalan, tiba2 gadis itu pingsan di dalam mobil dan anton mengantarnya ke RS.
Anton sedikit Stress!

Sampai di RS dokter mengatakan bahwa gadis itu hamil dan mengucapkan selamat kepada Anton. Anton mengatakan bahwa dia bukan ayah dr bayi itu, tp gadis itu mengatakan bahwa Antonlah ayah bayi itu.
Anton agak Stress!!

Anton meminta test DNA untuk membuktikan bahwa dia bukan ayah bayi itu. Setelah test selesai dokter mengatakan bahwa Anton mandul dan kmungkinan dari lahir.
Anton lumayan stress tp dia lega!!!

Pada saat perjalanan pulang, dia memikirkan 3 anaknya drumah.
Sekarang baru Anton benar2 STRESS!!!!
‎​нۂۃۂۂۃۃ⌣нۂۃۂۂۃۃ⌣нۂۃۂۂۃۃ ※
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tuesday, March 15, 2011

Solitaire Lyric

There was a man
a lonely man
who lost his love
through his indifference.

          A heart that cares
          that went unshared
          and slowly dies
          within his silence.

CHORUS:
Now solitaire's the only game in town
and every road that takes me takes me down,
I find myself that's easy to pretend,
I'll never love again
and deep into myself I play the game,
without you love it always ends the same,
while life goes all around me everywhere,
I'm playing Solitaire.

            Another day
            a lonely day
            so much to say
            that goes unspoken
          
     and through the night
     each sleepless night
     the eyes are closed
     the heart is broken.

CHORUS:
Now Solitaire's the only game in town
and every road that takes me takes me down,
I find myself that's easy to pretend
I'm coming back again
and deep into myself I play the game
without you love it always ends the same,
while life goes all around me everywhere,
I'm playing Solitaire.

(Solitaire's the only game in town. Every road that takes me takes me down)

Tuesday, March 08, 2011

Copas: sorry...

Seorang bule tersenggol seorang pemuda

"I am sorry.Sir" sang pemuda minta maaf (itulah ucapan Inggris yang ia kuasai.!).

"I am sorry too."sang bule merasa bersalah juga karena telah menghalangi jalan si pemuda.

"I am sorry three."si pemuda melanjutkan (saking gugupnya)

"Sorry three? (benar2 bingung nih si bule)Sorry for.?"

"Sorry five.Sir!",jawab si pemuda dengan PeDe.

"Are you sick?"sibule bingung,

SEVEN Sir!! Kata si pemuda sama2 bingung....
‎​Ada seorang pasien rumah sakit jiwa yg terlihat normal, tapi dia merasa dirinya adalah sebutir jagung, dan setiap kali melihat seekor ayam, dia akan melarikan diri.

Dokter dan perawat berusaha mengobatinya dengan meminta si pasien mengucapkan kalimat "saya seorang manusia, bukan sebutir jagung" sebanyak 100 kali sehari serta menuliskan kalimat tersebut sebanyak 100 kali juga dalam sehari.

Sebulan kemudian dokter mengunjunginya, "Bagaimana kabarmu?" tanya dokter.
"Baik dokter, terima kasih."
"Kamu tahu, siapa kamu?"
"Ya dokter, saya seorang manusia, bukan sebutir jagung."
Dokter sangat gembira dan berkata,
"Kamu sudah sembuh dan boleh pulang beberapa hari lagi. Sekarang ikut dengan saya ke kantor untuk melengkapi surat-surat."

Namun ketika dokter, perawat dan pasien sedang berjalan menuju kantor, seekor ayam melintas di hadapan mereka. Si pasien berlari kencang melarikan diri.

"Kamu bilang kamu seorang manusia, bukan sebutir jagung, tapi kenapa kamu masih lari terbirit-birit saat melihat seekor ayam?" tanya dokter dengan kesal.
Si pasien menjawab, "Tentu saja saya tahu saya seorang manusia, bukan sebutir jagung Dok, tapi ayamnya tahu nggak Dok?"

Tuesday, March 01, 2011

Copas: wanita

Wanita berdasarkan usianya di mata pencinta olahraga bola.

Usia 17 - 20 thn : Ibarat Bola RUGBY, diperebutkan oleh 40 pria.....
Usia 21 - 30 thn : Ibarat Bola SEPAK, diperebutkan oleh 22 pria......
Usia 31 - 40 thn : Ibarat Bola BASKET, diperebutkan oleh 10 pria.....
Usia 41 - 50 thn : Ibarat Bola PING PONG, di-OPER kesana kemari.....
Usia 51 - 60 thn : Ibarat Bola GOLF, di-PUKUL SEJAUH-JAUHNYA, Kalo bisa, sampe hilang dan nggak balik2 lagi....!!!

Copas: ROBOT (Boso Jowo)

Pak Dhe mlaku-mlaku karo bojone neng Ginza Jepang. Wis jam 2 awan durung mangan, mesti ngelih tenan.

"Buk, ngelih rak?", jare Pak Dhe.
"Iyo to yo, wetengku wis keroncongan."
"Wah, nek ono restoran Padang mesti uenak iki."
"Iyo, mesti cepet merga ora perlu kudu pesen barang."
"Wah, kae ono restoran. Sing nyugohke robot."
"Ho'o yo, nek robot mesti nyugohkene cepet."

Pak Dhe lungguh adep-adepan karo bojone.
Robot teko, nyedhaki Pak Dhe, banjur ngomong:

"What is your nationality?", robot takon.
"Indonesia" jare Pak Dhe.
"Selamat datang", jare robot nganggo bahasa Indonesia.
"Apa bahasa suku anda?", robot takon meneh.
"Jawa", jare Pak Dhe
"Sugeng siang. Badhé pesen nopo?", jare robot nganggo boso Jowo.
"Canggih ya Bu", jare Pak Dhe.

"Ono lotek?", ibune takon karo robot.
"Onten."
"Pesen rong porsi."
"Porsi agéng nopo alit?
"Porsi gede."
"Lombokipun pinten?"
"Sing siji loro, sing siji sepuluh."
"Ngagem kangkung?"
"Yo."
"Ngagem timun?"
"Yo."
"Ngagem kol?"
"Yo."
"Ngagem kol Taiwan nopo kol asli Jepang?"
"Sing endi wae lah manut," Pak Dhe wis rodo nesu.
"Kacangipun badhé diuleg nopo diblender?"
"Kuarepmu!"
"Kacangipun setengah mateng nopo mateng?"
"Goréng sing garing!"
"Ngagem bawang goréng mboten?"
"Nganggo asu!" Pak Dhe misuh banter banget.
"Badhé ngagem piring nopo pincuk?"
"Piring!!!"
"Lenganipun ngagem margarin nopo minyak klopo?"
"Jelantah wedus!!!"

Nesu banget soale wis sepuluh menit dewe..

Robot meneng, lampune byar pet ketap-ketip koyone baru diproses.
Kiro-kiro telung menitan, roboté ngomong meneh:
"Maturnuwun. Pesenan sampun dipun tampi. Nanging mboten saged dipun suguhaken."
"Ladhalah? Aku wis ngenteni suwe banget jé, tanya-jawab karo kowe, kok rak iso ki piye?"
"Amargi segawon kaliyan jelantah weduse dereng wonten……….."
"Iso edan aku! Ayo Mah, lungo, ra usah nguntal nang kene!!!"

Copas: Puisi Taufiq Ismail

"Mungkin Sekali Saya Sendiri Juga Maling "

Oleh Taufiq Ismail
11th Januari 2011, 20:30

Kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda, terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia.

Penganggur 40 juta orang, anak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid, pecandu narkoba 6 juta anak muda, pengungsi perang saudara 1 juta orang, VCD koitus beredar 20 juta keping, kriminalitas merebak di setiap tikungan jalan dan beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya.

Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol diruang tamu Kantor Pegadaian Raya, dan dipunggung kita dicap sablon besar-besar: Tahanan IMF dan Penunggak Bank Dunia.

Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu, menjual tenaga dengan upah paling murah sejagat raya.

Ketika TKW-TKI itu pergi lihatlah mereka bersukacita antri penuh harapan dan angan-angan di pelabuhan dan bandara, ketika pulang lihat mereka berdukacita karena majikan mungkir tidak membayar gaji, banyak yang disiksa malah diperkosa dan pada jam pertama mendarat di negeri sendiri diperas pula.
Negeri kita tidak merdeka lagi, kita sudah jadi negeri jajahan kembali.

Selamat datang dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku.

Dulu penjajah kita satu negara, kini penjajah multi kolonialis banyak bangsa.

Mereka berdasi sutra, ramah-tamah luar biasa dan banyak senyumnya.
Makin banyak kita meminjam uang, makin gembira karena leher kita makin mudah dipatahkannya.
Di negeri kita ini, prospek industri bagus sekali.
Berbagai format perindustrian, sangat menjanjikan, begitu laporan penelitian.

Nomor satu paling wahid, sangat tinggi dalam evaluasi, dari depannya penuh janji, adalah industri korupsi .

Apalagi di negeri kita lama sudah tidak jelas batas halal dan haram, ibarat membentang benang hitam di hutan kelam jam satu malam.

Bergerak ke kiri ketabrak copet, bergerak ke kanan kesenggol jambret, jalan di depan dikuasai maling, jalan di belakang penuh tukang peras, yang di atas tukang tindas.

Untuk bisa bertahan berakal waras saja di Indonesia, sudah untung.

Lihatlah para maling itu kini mencuri secara berjamaah.
Mereka bersaf-saf berdiri rapat, teratur berdisiplin dan betapa khusyu'.
Begitu rapatnya mereka berdiri susah engkau menembusnya.
Begitu sistematiknya prosedurnya tak mungkin engkau menyabotnya.
Begitu khusyu'nya, engkau kira mereka beribadah.
Kemudian kita bertanya, mungkinkah ada maling yang istiqamah ?

Lihatlah jumlah mereka, berpuluh tahun lamanya, membentang dari depan sampai ke belakang, melimpah dari atas sampai ke bawah, tambah merambah panjang deretan saf jamaah.
Jamaah ini lintas agama, lintas suku dan lintas jenis kelamin.
Bagaimana melawan maling yang mencuri secara berjamaah?
Bagaimana menangkap maling yang prosedur pencuriannya malah dilindungi dari atas sampai ke bawah ?
Dan yang melindungi mereka, ternyata, bagian juga dari yang pegang senjata dan yang memerintah.
Bagaimana ini ?

Tangan kiri jamaah ini menandatangani disposisi MOU dan MUO (Mark Up Operation), tangan kanannya membuat yayasan beasiswa, asrama yatim piatu dan sekolahan. Kaki kiri jamaah ini mengais-ngais upeti ke sana kemari, kaki kanannya bersedekah, pergi umrah dan naik haji.

Otak kirinya merancang prosentasi komisi dan pemotongan anggaran, otak kanannya berzakat harta, bertaubat nasuha dan memohon ampunan Tuhan.

Bagaimana caranya melawan maling begini yang mencuri secara berjamaah?
Jamaahnya kukuh seperti diding keraton, tak mempan dihantam gempa dan banjir bandang, malahan mereka juru tafsir peraturan dan merancang undang-undang, penegak hukum sekaligus penggoyang hukum, berfungsi bergantian.

Bagaimana caranya memroses hukum maling-maling yang jumlahnya ratusan ribu, barangkali sekitar satu juta orang ini, cukup jadi sebuah negara mini, meliputi mereka yang pegang kendali perintah, eksekutif, legislatif, yudikatif dan dunia bisnis, yang pegang pestol dan mengendalikan meriam, yang berjas dan berdasi.

Bagaimana caranya?
Mau diperiksa dan diusut secara hukum?
Mau didudukkan di kursi tertuduh sidang pengadilan?
Mau didatangkan saksi-saksi yang bebas dari ancaman?
Hakim dan jaksa yang bersih dari penyuapan?

Percuma Seratus tahun pengadilan, setiap hari 8 jam dijadwalkan Insya Allah tak akan terselesaikan.
Jadi, saudaraku, bagaimana caranya?

Bagaimana caranya supaya mereka mau dibujuk, dibujuk, dibujuk agar bersedia mengembalikan jarahan yang berpuluh tahun dan turun-temurun sudah mereka kumpulkan.

Kita doakan Allah membuka hati mereka, terutama karena terbanyak dari mereka orang yang shalat juga,orang yang berpuasa juga,orang yang berhaji juga.Kita bujuk baik-baik dan kita doakan mereka.

Celakanya, jika di antara jamaah maling itu ada keluarga kita, ada
hubungan darah atau teman sekolah, maka kita cenderung tutup mata, taksampai hati menegurnya.

Celakanya, bila di antara jamaah maling itu ada orang partai kita, orang seagama atau sedaerah,Kita cenderung menutup-nutupi fakta, lalu dimakruh-makruhkan dan diam-diam berharap semoga kita mendapatkan cipratan harta tanpa ketahuan.

Maling-maling ini adalah kawanan anai-anai dan rayap sejati.

Dan lihat kini jendela dan pintu Rumah Indonesia dimakan rayap. Kayu kosen, tiang, kasau, jeriau rumah Indonesia dimakan anai-anai.
Dinding dan langit-langit, lantai rumah Indonesia digerogoti rayap.
Tempat tidur dan lemari, meja kursi dan sofa, televisi rumah Indonesia dijarah anai-anai.Pagar pekarangan, bahkan fondasi dan atap rumah Indonesia sudah mulai habis dikunyah-kunyah rayap.
Rumah Indonesia menunggu waktu, masa rubuhnya yang sempurna.

Aku berdiri di pekarangan, terpana menyaksikannya.

Tiba-tiba datang serombongan anak muda dari kampung sekitar."
Ini dia rayapnya! Ini dia Anai-anainya!" teriak mereka."Bukan. Saya bukan Rayap, bukan!" bantahku.
Mereka berteriak terus dan mendekatiku dengan sikap mengancam.
Aku melarikan diri kencang-kencang.
Mereka mengejarkan lebih kencang lagi.
Mereka menangkapku.
"Ambil bensin!" teriak seseorang."Bakar Rayap," teriak mereka bersama.Bensin berserakan dituangkan ke kepala dan badanku.

Seseorang memantik korek api.

Aku dibakar.

Bau kawanan rayap hangus
Membumbung ke udara.