Monday, October 14, 2013

Naik Kereta Api...tut...tut...tut...

Dah lama sekali aku tidak pernah bepergian dengan kereta api. Kabar beredar yang selama ini kudengar, layanan kereta api sudah semakin baik. Dan, nyatanya memang tidak seratus persen keliru!
Perjalanan berkereta api aku mulai dari stasiun Pondok Ranji di bilangan Bintaro Tangerang Selatan. Dengan bersepeda motor, hanya sekitar 15 menit waktu tempuh yang dibutuhkan menuju stasiun tersebut dari rumahku. Seperti biasa, istriku selalu setia dan penuh semangat mengantar diriku.

Suasana pelataran dan stasiun kecil tersebut nampak apik dan rapi. Bila pun ada pemandangan yang mengganggu keapikan tersebut, maka itu adalah kerumunan para tukang ojeg yang menunggu penumpang.
Selama ini aku hanya mengantar atau menjemput bapak-ibu mertua ku. Kini aku sendiri yang berada dan merasakan suasana stasiun kecil tersebut.
Loket nampak rapi dan bersih. Layanan petugas loketpun penuh simpatik.
Kusodorkan selembar uang sepuluh ribu rupiah sembari mengatakan, "Tanah Abang". Dalam hitungan detik, aku diberikan sebuah kartu plastik seukuran kartu kredit atau kartu debit berwarna putih dan uang kembalian tiga ribu rupiah serta secarik kertas kecil berupa struk pembelian. Di sana tertera harga tiket yang hanya 2.000 rupiah dan uang jaminan kartu 5.000 rupiah. Uang jaminan ini bisa diambil di loket tujuan dalam waktu maksimal 7 hari.
Dan aku memutuskan untuk tidak mengklaim. Toh 7.000 rupiah sudah sangat murah bagiku untuk menuju stasiun Tanah Abang. Dibandingkan dengan naik taksi dari bintaro, pastilah biayanya tak kurang dari seratus ribu rupiah!

Aku segera menuju pintu masuk yang dijaga petugas jaga. Terdapat mesin kartu dengan petunjuk bertulisan "Tap kartu di sini" yang maksudnya penumpang agar meletakkan kartu pada tempat tersebut. Setelah lampu penunjuk berubah warna dari merah ke hijau, kita bisa mendorong besi penahan pintu tersebut. Kulirik jam tanganku. Waktu menunjukkan pukul 18.25.

Tak sampai 5 menit, kereta commuterline pun tiba. Sesampainya di dalam, hembusan udara dingin dari penyejuk ruang langsung terasa. Gerbong pun tampak bersih. Di bagian atas ujung gerbong tertempel tulisan "INKA". Ini artinya gerbong tersebut adalah buatan PT Industri Kereta Api di Madiun. Waooow....gumamku!

Perjalanan menuju stasiun Tanah Abang tidak lebih dari 25 menit. Perjalanan yang sangat singat, mengingat bila kita melaluinya dengan berkendaraan roda dua ataupun roda empat, dipastikan butuh waktu setidaknya 1 jam!

Dari stasiun ini, kulanjutkan perjalanan dengan menumpang ojeg yang riuh menanti penumpang di pintu keluar stasiun. Tujuanku adalah stasiun Gambir. Hanya 5 menit motor yang kutumpangi meliuk-liuk di jalan raya yang saat itu nampak lengang untuk menuju Gambir.

Di stasiun ini aku janjian dengan sahabatku yang memiliki usaha rintisan di Purbalingga. Kami memang tidak langsung ke kota tersebut malam ini. Dari Gambir kami akan singgah terlebih dulu di kota Cirebon. Dari sana kami dijemput oleh sahabat kami lainnya yang akan membawa kami menginap di Kuningan.

Karena sahabatku belum berada di sekitar stasiun Gambir, aku pun menuju sebuah toko makanan untuk memesan kue dan kopi agar bisa menumpang rileks di sana dengan nyaman.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments: