Tuesday, April 17, 2012

Bengong di halaman masjid Sunda Kelapa

Judul di atas kemungkinan akan membuat sebagian orang bertanya, "ngapain kok bengong di halaman masjid. Kenapa nggak masuk aja ke dalam masjid. Sholat kek atau ta'aruf kek...". Yap, jarum jam di arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiriku menunjukkan pukul 09.25. Aku datang lebih awal satu jam dari waktu yang dijanjikan oleh pegawai Bappenas. Kemarin, aku diberitahu oleh sahabat kantorku agar pagi ini bisa segera datang ke Bappenas untuk penandatangani paspor dinasku agar segera bisa memproses visa.
Yap, aku direncanakan mengikuti kursus singkat ke Melbourne, Australia selama seminggu. Tanggal keberangkatan direncanakan hari Minggu, 22 April 2012. Informasi tentang pengusulanku ini kuterima sekitar satu minggu lebih yang lalu. Agak kaget juga mendapat info tersebut dari atasanku. Soalnya, aku tidak punya persiapan apa-apa, termasuk dokumen pendukung keberangkatan. Aku belum punya paspor (karena aku memang belum pernah ke luar negeri sebelumnya). Dan aku juga tidak punya TOEFL score, sebagai salah satu persyaratan.
Saat menerima info tersebut, aku sempat berterima kasih dan juga menolak karena aku tidak memiliki dokumen-dokumen tersebut. Namun atas desakan atasan dan rekan kerja ku, akhirnya aku putuskan untuk mencoba melengkapi dokumen tersebut. Mereka berjanji untuk membantu sebisa mungkin.
Untuk mendapatkan TOEFL score, aku mencari berbagai informasi di internet tentang lembaga-lembaga yang menyelenggarakan tes Institutional TOEFL. Sulit juga ternyata mencari penyelenggaraan tes dalam waktu dekat. Aku terdesak waktu. Dua lembaga penyelenggara tes yang aku hubungi memiliki jadwal tes yang terlalu jauh dari waktu yang diharapkan, yaitu Lembaga Bahasa UI dan AMINEF. Belum lagi, hasil tes nya pun harus menunggu satu minggu! Jelas tidak akan bisa mengejar target waktu penyerahan dokumen yang cuma satu minggu.
Alhamdulillah, Allah memberiku jalan. Aku masih ingat, saat itu pas selesai sholat magrib di kantor seorang temanku, aku segera teringat mantan atasanku saat di Manado dulu. Sang anak, kabarnya menyelenggarakan kursus bahasa Inggris versi IELT. Segera saja ku sms mantan boz ku itu untuk menanyakan kebenaran kabar tersebut. Tidak sampai 5 menit, hape ku berdering. Tertulis nama sang anak mantan boz ku yang telah aku save nomornya beberapa minggu lalu saat aku bertemu mantan boz ku itu di sebuah pelatihan yang aku ikuti.
Percakapan aku dengan sang anak mantan boz tadi berlangsung positif. Aku dipersilakan untuk datang ke kantornya kapan saja untuk mengikuti tes. Beruntung, hari itu hari Kamis dan Jumat pun kebetulan hari libur nasional. Kupilih waktu tes di hari Senin agar aku punya persiapan 3 hari untuk menghadapi tes yang sudah lama tidak aku ikuti heehehehe....
Di hari Senin kemudian, urusan TOEFL score beres. Score ku "cuma" 520! Lumayan pikirku. Soalnya selama ini aku tidak bisa melampaui angka 500 haahaha....! Syarat untuk berangkat ke kursus ini cuma 450! Sekarang, tinggal mengurus paspor dan visa. Untuk dokumen yang satu ini, aku dibantui rekan-rekanku yang bertugas mengurusi pengiriman pegawai untuk belajar ke luar negeri.
Pagi ini, setelah bertemu bigboz, aku segera meluncur ke kantor Bappenas di bilangan Cikini untuk menandatangani paspor. Janjinya memang jam 10. Tapi berhubung tadi ada tumpangan mobil teman-temanku yang mau rapat di lapangan banteng, satu jam lebih awal aku sudah berada di lokasi. Untuk membuang waktu, aku cari tempat yang santai untuk menunggu. Awalnya, target lokasi tongkrongan adalah kantin. Tapi aku nggak menemukannya. Aku enggan bertanya pada orang. Kususuri saja trotoar yang ada dipinggir gedung Bappenas dan kutemukan pelataran masjid Sunda Kelapa yang sangat luas. Kebetulan ada penjual kopi bersepeda di sana.
(Masjid Sunda Kelapa, 17 April 2012, 10:14)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, April 04, 2012

Pindah Tugas (lagiiii....)

Kabar menggembirakan akhirnya aku terima pada hari Rabu, 28 Maret  2012 sore. Kabar via BBM tersebut menginformasikan bahwa besok (Kamis) atau paling lambat Jumat pagi, aku agar bersiap-siap untuk menghadiri pelantikan perpindahan tugasku. Waahhh..........kabar yang kunanti-nantikan sejak Selasa akhirnya datang juga!
Kontan rasa senang menyelimuti perasaanku. Betapa tidak, yang terbayangkan dalam benakku saat itu adalah aku tidak harus bersusah payah menerjang kemacetan kota Jakarta pada saar berangkat dan pulang kerja. Bila nanti sudah menempati tempat tugas yang baru maka aku cukup berjalan kaki saja menuju kantor hehehe.
Kamis pagi ada perasaan malas untuk menuju kampus STAN. Seharusnya pagi itu aku mengajar sebuah mata kuliah di sana. Meski malas aku tetap menuju ruang kelas yang telah ditetapkan. Sayang....saat aku tiba di kelas tersebut jumlah mahasiswa yang telah hadir sangat sedikit. Meski agak kecewa, aku tetap bersabar menanti mahasiswa lainnya. Aku pun membuka kotak rokok ku dan mulai menghisap dan menghembuskan asap rokok di luar ruang kelas.
Sekitar 15 menit berlalu. Saat aku masuk kembali ke kelas, jumlah mahasiswa sudah cukup banyak meski aku lihat masih ada kursi yang kosong. Karena LCD masih dicarikan oleh ketua kelas maka aku berinisiatif untuk menulis di papan tulis. Sayang........saat kutanya di mana pennghapus dan spidol, beberapa mahasiswa menjawab bahwa yang bertugas membawa perlengkapan perkuliahan belum hadir. Spontan, amarahku memuncak. Segera kututup kembali laptop yang telah kubuka dan memasukannya ke dalam tas. Aku pun lantas berkata, "sampaikan kepada ketua kelas. Bila anda sudah siap untuk menerima pelajaran maka saya baru mau untuk memberikan kuliah." Aku pun bergegas meninggalkan kelas dan pulang kembali menuju rumah. Niatku bulat, tidak akan mengajar di kelas tersebut dan menunggu saja jam kelas berikutnya.
Saat aku masih di rumah untuk siap-siap kembali mengajar, telpon genggamku berdering. Suara sahabatku di ujung telepon mengabarkan agar aku segera menuju Purnawarman untuk menghadiri pelantikan. Aku diberikan waktu satu jam untuk menuju ke lokasi tersebut.
Segera saja aku berkemas dan meluncur ke Purnawarman dengan terlebih dahulu memberitahu ketua kelas bahwa perkuliahan ditiadakan.
Pukul setengah dua siang aku pun membacakan sumpah jabatan. Acara berlangsung khidmat meski dilaksanakan dengan sederhana mengingat pejabat yang dilantik hanya dua orang saja, yaitu aku dan penggantiku.