Saturday, June 09, 2012

Vaalserberg, perbatasan tiga negara....

Mr. Evekink memenuhi janjinya sore ini. Pukul 6 sore ia telah tiba di depan hotel. Demikian pula dengan bus pengantar. Segera kami meluncur ke sebuah restoran china yang bertema "makan sepuasnya alias all you can eat". Restoran ini bernama Wokgroep, yang entah berada di jalan apa. Jujur aku nggak perhatikan sama sekali area tersebut karena fokus pada menu makan malam hehehhe.
Restoran tersebut menyajikan bahan makanan. Dari salad, daging, sayuran, seafood, nasi, bihun, kue, es krim, dan sebagainya. Pengunjung dipersilakan mengambil sendiri bahan makanan yang tersedia di beberapa etalase. Bebas! Sepanjang anda mampu memakannya. Setelah itu, bahan masakan tinggal diserahkan ke para koki di area masak untuk diolah. Dengan cekatan para koki yang terlihat asli china dari raut wajahnya mengolah bahan makanan tersebut sesuai selera pengunjung. Ada beberapa jenis olahan yang dapat mereka lakukan sesuai dengan tulisan besar di dinding belakang mereka.
Kuikuti antrean yang ada. Tak lama kedua piring bahan makanan yang ada di tanganku berpindah tangan ke para koki. Tidak sampai 5 menit, sajian sesuai pesanan telah terhidang di depan ku. Segera aku menuju meja makan di mana teman-temanku berada. Kami memesan deratan meja panjang pada salah satu ruang restoran. Jumlah kami adalah 21 orang, termasuk Mr. Evekink.
Dengan lahap kusantap habis hidangan yang ada di dua piring yang kubawa. Caraku makan persis seperti orang kelaparan. Maklum, setelah hampir seminggu di Maastricht baru kali ini aku memakan masakan yang bercita rasa asia!
Hampir satu jam kami menghabiskan waktu untuk menyantap berbagai hidangan yang ada. Beberapa teman telah mulai meninggalkan meja hidangan. Mr. Evekink pun memberi aba-aba agar kami segera keluar restoran dan menuju bus kembali. Masih ada target perjalanan yang harus dipenuhi sore itu, yaitu Vaalserberg. Titik perbatasan tiga negara: Belanda, Belgia, dan Jerman.

Perjalanan menuju Vaalserberg sekitar 30 menit. Sepanjang perjalanan menuju lokasi tersebut, kami disuguhi pemandangan natural ala "desa" lokal. Bangunan yang rata-rata hampir sama berjejer rapi di pinggir jalan. Beberapa ranch dengan sapi-sapi ternak di ladang menjadi pemanis pemandangan yang kami lalui. Sungguh indah pemandangan alam tersebut. Semua area ini masih berada dalam wilayah provinsi Limburg. Provinsi ini adalah satu-satunya wilayah negeri kincir angin yang berada di atas permukaan laut. Selebihnya berada di bawah permukaan laut!

Saat tiba di Vaalserberg, pintu bus terbuka. Teman-teman segera berhamburan keluar bus. Aku masih dapat mendengar Mr. Evekink mengingatkan bahwa kami hanya diberi waktu 20 menit saja untuk mengambil gambar sebelum aku ikut keluar bus.
Tanpa dikomando, kami langsung menuju satu titik yaitu tugu perbatasan. Sesaat kemudian kami foto bersama. Setelah sesi foto bersama selesai, anggota grup kami sontak berhamburan ke berbagai spot yang menarik sebagai objek foto. Tentu saja aku juga tidak mau ketinggalan!

Saat perjalanan kembali ke Maastricht bus menyempatkan berhenti sejenak di depan gerbang Taman Makan Pahlawan perang dunia kedua. Sayang pintu makan sudah ditutup. Kami hanya bisa berfoto di depan pintu gerbang saja. Taman makan tersebut merupakan penghormatan rakyat Belanda atas gugurnya para pahlawan yang berasal dari Belanda dan Amerika di medan perang di wilayah Limburg.
Beberapa menit kemudian bus tiba kembali di samping hotel. Acara kami hari ini pun selesai sudah! Besok pagi kami harus meninggalkan kota Maastricht nan indah dan bersejarah (tempat disepakatinya penggunaan mata uang bersama eropa atau disebut mata uang euro) menuju Bandara Schipol di Amsterdam. Ya kami harus kembali lagi ke Jakarta!

Randwyck, Maastricht, 8 Juni 2012, 23.19


No comments: