Saturday, April 09, 2011

In memoriam Iwan Ketan: Sebuah penyesalan

Seharian ini aku malas beraktivitas. Aku lebih banyak membaringkan tubuhku di kasur kamarku. Sesekali menonton tv, selebihnya tertidur. Malaaasss sekali rasanya.
Bayang-bayang kenangan tentang adikku iwan ketan masih terus memenuhi pikiranku. Kilasan-kilasan masa lalu tentangnya datang begitu saja. Beberapa diantaranya mendatangkan penyesalan yang mendalam. Seperti saat hari minggu lalu (3 april 2011) aku menghadiri sebuah rapat di hotel bumi wiyata depok. Jalur yang kulalui menuju ke sana kuyakini berada dekat dengan kost-an nya. Aku memang tidak tahu dan belum pernah ke sana. Namun ia pernah berkata bahwa ia kost di daerah depok atau pasar minggu (aku lupa). Paling tidak dekat-dekat situlah. Aku sendiri pernah "menurunkan" dirinya di pinggir jalan yang akan mengarah ke pasar minggu- depok saat kami pulang dari sebuah training di taman mini. Penyesalan yang muncul adalah karena aku tidak berusaha menelponnya untuk sekedar mampir ke tempat kost. Memang, kegiatannya sebagai trainer motivasi dan hypnosis membuat ia sangat "mobile" sehingga aku sendiri tidak tahu kapan ia berada di jakarta atau di daerah lain.
Aku menyesal tidak menghubunginya karena ternyata hari minggu tersebut ia sedang berada di jakarta. Kabarnya, karena pada hari sabtu ia memberikan training pada sebuah company. Kalau tidak salah, Toyota Manufacturer Club. Seandainya saja hari minggu itu aku bisa bertemu dengannya di tempat kost-an mungkin saja Allah memberikan takdir yang berbeda pada dirinya... Tapi, apakah takdir manusia bisa berubah? Allahu'alam bissawaf...
Penyesalan lain yang masih kurasakan adalah saat senin pagi kakakku nomor dua memberitahu via sms bahwa salah seorang tetangga kami di sunter yang telah tua usia meninggal dunia. Aku hanya menyampaikan pesan turut berduka via sms kembali kepada kakakku tanpa berkeinginan untuk bertakziah. Aku memang tidak bisa ke sana karena pagi itu di kantorku sedang banyak sekali diklat yang diselenggarakan. Juga karena aku harus mengisi suara pada sebuah video profil yang telah dijadwalkan sejak beberapa hari lalu. Kalau pun sore sepulang kantor aku ke sunter, pastilah aku juga tidak bisa menyaksikan jenazah tetanggaku itu karea almarhumah di makamkan di surabaya. Alasan itulah yang membuat aku tidak ke sunter hari ini.
Seandainya saja saat itu aku menyempatkan diri ke sunter pastilah aku bertemu adikku iwan ketan karena sejak siang hari ia berada di sana sebelum sore harinya ia mengalami kecelakaan yang merengut jiwanya!
Seandainya saja aku ke sunter, kemungkinan besar ia tidak harus menggunakan sepeda motor untuk menuju stasiun pasar senen untuk membeli tiket dan kembali lagi ke sunter. Aku pasti akan mengantarnya dan ia tidak akan mengalami kecelakaan...! Hiks...aku turut andil mengantarkan adikku menemui ajalnya. Maafkan aku adikku.....
Jurangmangu, sabtu, 9-4-11

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

2 comments:

Unknown said...

Astagfirullahal'adzim...

Semua sudah ada yang atur Pak. Bukan maksud menggurui, karena memang itulah sebenarnya yang terjadi.

Walaupun Bapak ada di Sunter waktu itu, mungkin ceritanya akan lain. Tapi bukan berarti takdir itu akan berubah,,,karena itulah janji Almarhum pada-Nya...janji ketika beliau belum hadir melengkapi keluarga Bapak.

Maaf jika ada kata-kata yang salah, :D

dhaen said...

innalillahi wa inna ilaihi rojiun,,,

bukan salah bapak juga, namun memang semua sudah diatur sedemikian rupa indahnya.

bukankah bapak tidak bertemu dengan "guru kami" itu sudah menjadi suratan, menjadi jalan baginya untuk segera menemui Sang Pemilik kehidupan.

penyesalan memang hal yang lumrah bagi manusia, namun insyaallah ini yang terbaik bagi semua, amin.

maaf bila ada kata-kata saya yang lancang